Sabtu, 06 April 2013

BILA

Sinopsis film "Bila"


SutradaraChiska Doppert
ProduserOdy Mulya Hidayat
PenulisCassandra Massardi
PemeranShalvynne
Stefan William
Karina Meita Permatasari
Ajun Perwira
DistributorMaxima Pictures[1] & Unlimited Production
Tanggal rilis9 Februari 2012
Durasi84 menit
NegaraBendera Indonesia Indonesia

Sinopsis
 
Sejak masa sekolah, Bila (Shalvynne) sudah jatuh cinta dengan Dani (Stefan William) , cowok karismatik yang menjadi idola di sekolahnya. Namun Bila yang masih polos ini selalu merasa tidak mungkin mendapat kesempatan untuk mendapatkan Dani, apalagi sahabat Bila, Shoshana (Karina Meita Permatasari), cewek yang poopuler dan cantik juga jatuh cinta dengan Dani.

Hubungan Dani dan Bila semakin erat membuat Shoshana merasa sangat cemburu. Sehingga Bila dan Shoshana kerap kali berdebat tentang masalah Dani. Bila dan Dani pergi kencan ke sebuah pulau tanpa sepengetahuan orang tua Bila. Masalah yang timbul membawa Bila dalam posisi terpojok dan penuh dengan penantian kisah cinta yang berlarut.

kekuatan cinta Bila dan Dani akan mengalahkan waktu dan kondisi? Ataukah mereka harus menerima kenyataan bahwa terkadang cinta tidak perlu harus memiliki?

   

Special INFO
Film drama pertama arahan Chiska Doppert yang biasanya membawakan film-film horror komedi.

REVIEW
Sangat jarang sekali kisah cinta tidak dimulai dari masa remaja. Rata-rata semua kisah cinta yang dibuat dalam film drama berawal dari kisah cinta masa remaja. Begitu pula dalam fil BIla arahan Chiska Doppert ini. Cassandra memasukkan unsure cerita masa remaja dengan sangat dalam ke plot cerita film ini. Sayang sekali beberpa adegannya mengambil dari film-film drama laris yang sukses membuat penonton banjir air mata. Sebut saja adegan Jamie Sullivan yang minta dipasangkan tattoo tempel dengan plot adegan dipinggir dermaga dalam A Walk To Remember arahan Adam Shankman, atau adegan Nam yang berjalan mengendap depan kelas Chone dalam film Crazy Little Thing Called Love adalah sebagian spoiler sedikit adegan yang dimasukan oleh Cassandra dalam film ini. Ramuan yang sudah baik ini menjadi kurang terasa nyaman dengan tampilan  beberapa adegan film lain untuk dimasukan dalam film ini. Kegalauan yang dirasakan oleh Bila sudah sangat baik terasa oleh penonton. Terbukti alur cerita yang naik turun, masih terasa nyaman untuk diikuti.


Kisah cinta segitiga antara Bila, Dani, dan Shoshana berjalan terlalu larut dengan klimaks yang menggelitik. Cassandra yang sebelumnya telah gagal dalam Oh Baby, harus ikhlas karena Bila tidak mampu ada diposisi plot cerita yang baik. Bagi saya sendiri, Bila memiliki cerita unik dan alur menggugah. Banyak pancingan emosi yang dibuat oleh Cassandra mampu membangun character. Sangat disayangkan harus dirusak dengan beberapa dialog yang terasa terlalu maksa untuk kesan romantic. Bintang muda Steffan William, Shalvynne , dan Karina berhasil memperbaiki berbagai macam kejatuhan dalam script buatan Cassandra yang seringkali terkesan annoying. Bila berhasil dimainkan dengan baik oleh Shalvynne yang terbilang masih baru dalam dunia film layar lebar. Porsi perannya tidak memaksa dan juga tidak tertindas dengan pemeran yang sudah lebih lainnya. Steffan yang menjadi bintang idola remaja masa kini, berhasil menjadi Dani yang penuh dengan kekakuan dan penuh dengan kata rayuan romantis. Sepertinya Steffan yang sudah banyak latihan dalam banyak sinetron remaja yang dibintanginya terlihat sangat fasih memerankan Dani. Chemistry yang terbentuk diantara keduanya oleh Cassandra diarahkan dengan sangat baik oleh Chiska.

Chiska memberikan tampilan gambar sejuk dan indah, yang langsung mengingatkan kita dengan drama galau dari Nayato yang berjudul Cinta Pertama. Tampilan gambar yang dibuat dengan soft dan dengan angle-angle menarik menyejukan serta membawa kegalauan cerita ini ketingkat yang lebih dalam. Chiska yang sebelumnya menjadi eksekutif produser dalam Cinta Pertama terlihat banyak mengambil pelajaran dari Nayato yang memiliki teknik directing yang sangat khas. Sebut saja salah satu kebiasaan Nayato yang  memasukan semua pemeran utama dalam satu layar dengan pengambilan sudut posisi kamera yang melintang. Keindahan ini juga ada dalam satu scene dalam film Bila ini.

Cerita yang cukup berbelit dan kurang kompleks, serta beberapa adegan yang mirip dalam film drama lainnya tidak cukup menjatuhkan film ini. Alur galau yang cukup membuat para remaja putri akan berlinang air mata membuat film ini cukup diminati dalam masa valentine ini. Yang paling disayangkan dalam film ini adalah, loncatnya jeda tahun secara drastic tidak merubah gaya bahasa yang digunakan oleh para pemainnya. Mungkin dengan gaya bahasa yang lebih dewasa akan terasa lebih nyaman saat kondisi peran sudah dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar